Kota Tasikmalaya Duduki Peringkat 3 Terbanyak Penerima Bansos Terindikasi Judi Online Di Jawa Barat

Swara Gapura

Bantuan sosial (Bansos) memiliki tujuan untuk memenuhi  kebutuhan dasar keluarga kategori miskin atau tingkat kesejahteraan rendah sehingga  akan memperoleh kehidupan yang lebih baik , baik dari sisi ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lingkungan serta mendukung pemberdayaan  masyarakat.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Sosial Kota Tasikmalaya H. Budi Rachman saat memberikan sambutan pada kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Dampak Judi Online (Judol) terhadap Keluarga Penerima Manfaat (KPM)Bansos yang diikuti Camat, dan Lurah se-Kota Tasikmalaya,  Pendamping PKH serta TKSK di Aula BaleKota Tasikmalaya. Senin (1/12).

Namun demikian lanjut Budi, berdasarkan temuan Kementerian Sosial  (Kemensos) melalui Pusat Pelaporan dan Analisis Transasksi Keuangan (PPATK) ada ratuasan  ribu NIK penerima bansos terindikasi judol yang mengancam efektivitas dan  merusak tujuan bansos  sebagai instrument pemulihan kesejahteraan sosial dan penanggulangan kemiskinan.

“Berdasarkan Data Kemensos  per tanggal 11 Nopember 2025 angka penerima bansos terindikasi judi online sebanyak 12.402 KPM. Di Jawa Barat Kota Tasikmalaya menduduki peringkat 3 terbanyak penerima bansos terindikasi judol,” terangnya.

“Dan bagi yang  terbukti terindikasi praktik judi online Kemensos akan menghentikan bantuan sosial” ,tambah H.Budi.

Kemensos telah memberikan kesempatan bagi KPM yang ingin memperbaiki diri atau tidak main judol lagi dengan cara membuat pernyataan tertulis untuk tidak mengulangi lagi. Menurut H Budi langkah ini akan mengembalikan fungsi bansos sebagai instrument kesejahteraan.

“semoga melaui kegiatan ini lurah dan pendamping PKH agar mengingat KPM  tentang bahaya dan dampak judi online” ujarnya

Sementara itu ditempat yang sama Wakil Walikota Tasikmalaya Rd Diky Candra Negara menegaskan bahwa Lurah dan pendamping PKH serta TKS agar memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya KPM terkait bahaya dan resiko bermain judol

“Saya berharap kepada Kementerian Sosial agar KPM yang teridikasi judol dan telah membuat pernyataan tidak akan mengulangi lagi direhabilitasi, apabila terjadi lagi silahkan bansosnya  dihentikan,” ujarnya.

“Dengan kegiatan ini diharapkan program bansos kembali pada tujuan utamanya yaitu memperbaiki kehidupan masyarakat yang lebih baik,” pungkas Diky.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *