Swaragapura
Bertempat di SMAN 6 Garut, Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina membuka kegiatan Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak yang gelar Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar bareng Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Plindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Garut. Kamis (14/8) lalu
Untuk membantu mendeteksi penyakit sejak dini kegiatan ini juga diisi cek kesehatan gratis bagi anak sekolah dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang mencakup cek kesehatan dasar seperti nadi dan tensi, pemeriksaan status gizi, kesehatan mental (mental health), darah , cek kesehatan gigi, skrining TBC dan Penyakit Tidak Menular (PTM)
Kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran peserta didik terkait pentingnya perlindungan anak, kesehatan reproduksi serta pencegahan kekerasan dan pernikahan usia dini tersebut di ikuti dari 10 sekolah antara lain SMAN 6, 11 dan15 Garut, SMKN 1, 2, dan 12 Garut, SMK YPPT, dan MAN 2 Garut
Kegiatan ini turut dihadiri pula Kepala DP3AKB Provinsi Jawa Barat Siska Gerfianti dan perwakilan Kejaksaan Negeri Garut Bimo Mahardina, Kepala DPPKBP3A Kabupaten Garut Yayan Waryana dan Kepala Sekolah SMAN 6 Garut Saepuloh
Pada Kesempatan tersebut Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina mengajak para siswa untuk dapat menjadi pelopor perubahan sekaligus agen pencegahan kekerasan khusus kekerasan pada perempuan dan anak serta berani untuk bersuara jika menjadi korban atau menyaksikan langsung kekerasan
“ jikan menjadi korban atau menyaksikan kekerasan jangan diam, laporkan. Dengan berbicara kita bisa mencegah lebih banyak korban” tegasnya
Ia menambahkan sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, dan mengembangkan kecerdasan tetapi juga sebagai ruang pembentukan karakter dan nilai nilai kemanusian serta untuk mengembangkan sikap sosial dan saling menghargai
“ Kita ingin generasi penerus yang cerdas, berempati, menghargai perbedaan dan menolak segala bentuk kekerasan” ujar Putri Karlina
Sementara itu Kepala DP3AKB Provinsi Jawa Barat Siska Gerfianti menyampaikan berbagai bentuk kekerasan kerap terjadi dilingkungan remaja, mulai dari kekerasan fisik, verbal emosional hingga kekerasan berbasis gender. Siska meegaskan bahwa kekerasan sekecil apapun tidak boleh dianggap wajar
“ Jangan menormalkan kekerasan atas nama pergaulan, candaan atau tradisi. Semua bentuk kekerasan harus di lawan” tegasnya
Ia juga memperkenalkan kembali konsep Panca Waluya, nilai luhur yang menjadi bagian dari program pembangunan karakter remaja di Jawa Barat yaitu Cageur : sehat jasmani Rohani, Bageur : berprilaku baik dan sopan, Bener : jujur dan bertanggungjawab, Pinter : Cerdas dan berwawasan, Singer: tanggap, peduli dan peka sosial
“ Panca Waluya bukan sekedar slogan, melainkan fondasi pembentukan karakter remaja. Juka nilai nilai dihayati maka lingkungan sekolah dan keluarga akan semakin bebas dari kekerasan” pungkas Siska