Swara Gapura
Terganggunya pertumbuhan pada balita (stunting) terjadi selain masalah asupan gizi kronis juga ada penyakit penyerta /kronis sehingga menjadikan balita lebih pendek dari usianya atau berat dan tinggi badan kurang ideal dengan usianya dan yang parahnya lagi stunting berdampak terganggunya pada pertumbuhan otak atau pada periode golden age tumbuh kembang otak anak (0-36 bulan).
Terganggunya tumbuh kembang otak akibat anak stunting tidak saja mengganggu akan kesehatan tetapi juga akan berdampak pada ekonomi keluarga dan masa depan anak. Lebih jauhnya lagi stunting akan mengancam generasi intelektual masa depan (Generasi tidak berkualitas
Bicara Masalah Stunting sebetulnya kita dihadapkan dengan masalah kemiskinan. Karena Tidak dapat dipungkiri 90 % stunting beririsan dengan kemiskinan terutama factor ekonomi atau daya beli masyarakat yang rendah. Selanjutnya masalah ketimpangan pembangunan Fisik dan non fisik )yang tidak merata (Gini Ratio Kota Tasik 3,5 Sumber data Statistik) terutama di kawasan kumuh perkotaan dimana lahan yang sempit sulit untuk mempunyai jamban yang layak ,air bersih dan sanitasi yang sehat , kesadaran masyarakat terhadap pola asuh anak baduta dan balita dalam pembertian makanan yang sehat serta pemehaman pola hidup sehat remaja putri trerutama dalam hal reproduksi yang merupakan cikal bakal lahirnya generasi berkualitas . Pada dasarnya untuk tidak terjadinya stunting perlu penguatan program dari pemerintah dalam kegiatan kegiatan yang bersifat pencegahan. Mitigasi deteksi dini cegah stunting terhadap keluarga beresiko stunting dengan pendampingan, pembinaan terhadap Poktan (kelompok kegiatan) adalah hal yang krusial dalam menunjang percepatan penurunan stunting.
Namun demikian pemetaan (mapping) bantuan dan kegiatan poktan diupayakan seakurat mungkin sehingga program tepat sasaran dan memenuhi target yang sudah ditetapkan.
Estimasi Anggaran pencegahan stunting bisa berbeda artinya daerah yang PAD nya tinggi ekonomi masyarakat bagus yang diprioritaskan adalah bantuan namun sebaliknya jika daerah PAD-nya tidak mencukupi, daya beli masyarakat rendah maka selain penguatan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) pencegahan stunting harus diimbangi dengan bantuan yang maksimal dan tepat sasaran. Selanjutnya tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap program menjadi PR bagi pemerintah. Peran pemerintah dalam pencegahan stunting sangat penting dan akan berhasil apabila tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
Kondisi eksisting saat ini adalah data dari pemerintah perlu diverifikasi kembali keakuratan dan kevalidannya, dalam Jumlah anak stunting yang diakibatkan kemiskinan (Ekonomi yang rendah) dan jumlah disebabkan yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang stunting.
Perlu Evaluasi kembali dari pemangku kebijakan sejauh mana program program pendataan anak stunting dan keluarga beresiko stunting, berjalan dan tak kalah penting penguatan kolaborasi sinergitas secara holistik antar sektor dalam percepatan penurunan stunting. (SG.W-002/toni)