Swara Gapura
Tampilan pesan peningkatan mutu pendidikan dalam media sosial (Medsos) sangat penting, hal itu akan memudahkan setiap pesan pendidikan sampai ke public. Namun demikian sampai saat ini tampilan tersebut belum dikemas lebih menarik sehingga setiap pesan pendidikan belum tentu dibaca atau tidak mencuri perhatian warganet.
Demikian ditegaskan pegiat media sosial Najip Hendra SP saat menjadi narasumber Workshop penyusunan alur cerita/ konten program prioritas 2024 Balai Besar Peningkatan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jabar Kemendikbudristek RI di Bandung. Selasa (14/5/2024)
Kegiatan Workshop yang dilaksanakan dari tanggal 12 -14 Mei 2024 tersebut di ikuti peserta dari tim media dan creator konten BBPMP Jawa Barat serta para admin media sosial Dinas Pendidikan se- Bandung Raya.
Dalam konteks media sosial lanjut Najip kekuatan pesan yang disampaikan dalam bentuk visual desainnya harus lebih menarik. Menurutnya setiap konten creator dalam hal ini para ASA harus selalu berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dalam pengemasan konten agar menjadi lebih menarik.
“Memang benar semua fitur di Instagram menyajikan visual terlebih dahulu, baru menampilkan caption. Artinya, Instagram memang memprioritaskan visual. Itu juga kenapa faktor estetik jadi pertimbangan wajib,“ ujarnya.
“Tapi, orang memilih content value dahulu. Karena itu, perkuat konten. Seperti pesan Bill Gates pada 1996 silam, Content is King! Visual memang penting untuk mendapatkan first impressions audience. Namun, perhatian tanpa ada manfaat akan sulit mendapatkan audience loyal,” tambah Najip.
Lebih jauh Najip menjelaskan, untuk memilih pesan peningkatan mutu pendidikan yang ditampilkan dalam medsos, admin dan kreator konten hendaknya memperhatikan kriteria layak berita pada media reguler atau konvensional. Selain itu ada yang harus menjadi pertimbangan seperti aktualitas, besar-kecilnya peristiwa, kedekatan dengan pengikut media sosial, ketenaran, dan unsur kemanusiaan (human interest).
“Penting berarti kejadian yang memiliki kemungkinan memengaruhi kehidupan orang banyak atau kejadian mempunyai akibat kehidupan pembaca misalnya bencana alam atau kenaikan harga BBM serta Isu pendidikan yang merupakan salah satu indeks komposit dalam penentuan indeks pembangunan manusia (IPM),” terang Najip.
Ia menambahkan menyangkut kedekatan (proximity) tidak selalu dimaknai kedekatan geografis. Dekat juga bisa dilihat dari aspek emosional contohnya pertandingan tim nasional sepakbola pada turnamen AFC Cup U-23 pada dasarnya jauh karena dilaksanakan di Qatar
“Kalau terkait ketenaran ini kaitannya dengan efektivitas pesan. Secara psikologis, kita akan lebih melihat siapa yang bicara daripada apa yang disampaikan. Ini yang kemudian melahirkan konsep pendengung atau influencer. Para pendengung sengaja di-endorse agar pesan atau produk bisa sampai kepada khalayak,” jelas Najip.
“Sementara itu, human interest berkaitan dengan sisi humanis senantiasa memberikan perhatian lebih pada kemanusiaan. Karena itu, penting bagi kreator konten BBPMP Jabar untuk lebih mengeksplorasi aspek layak berita dan dikemas dengan menarik berupa infografik, video pendek, atau ilustrasi lain,” tambah Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI)
Pada Kesempatan yang sama Najip juga mengingatkan agar para kreator konten untuk berusaha mengikuti perkembangan media sosial. Bila diperlukan, jangan sungkan untuk mencoba menunggangi (riding the wave) peristiwa viral dengan cara menyisipkan substansi pesan yang menjadi tanggung jawabnya. Tidak kalah pentingnya adalah strategi pembuatan tagar yang relevan dan menyisipkan mention untuk akun terkait. (SG.W-002/toni jayalaksana)