Guru Penggerak Agen Perubahan Dalam Transformasi Pendidikan

Swara Gapura

Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah  (PAUD DASMEN) Kemendikbudristek  Iwan Syahril didampngi Kepala Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan  (BBPMP) Jawa Barat Sri Wahyuningsih melakukan kunjungan kerja dan berdialog dengan guru penggerak dan kepala sekolah penggerak di Kabupaten Sumedang. Kamis (8/8/2024)

Selain melakukan diaolog, Dirjen PAUD DASMEN didampingi Kepala BBPMP  Jawa Barat juga melihat langsung proses pembelajaran di SMPN 1 Cimalaka, dan berdiskusi dengan seluruh jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang.

Menurut Iwan, Kerja keras guru penggerak dan Dinas Pendidikan  telah mengantarkan Kabupaten Sumedang meraih Anugerah Merdeka  2024. Dan berharap guru guru terus menjadi agen perubahan yang mampu menginspirasi  rekan seprofesi  dan berkontribusi langsung terhadap transformasi pendidikan di Kabupaten Sumedang “Guru Guru penggerak di Kabupaten Sumedang diharapkan mampu menjadi motor transformasi pembelajaran,” ujar Iwan saat bedialog dengan para guru dan kepala sekolah penggerak

Sementara itu Sri Wahyuningsih menuturkan selama tiga tahun Sumedang telah menunjukkan kontribusi besar dalam pelaksanaan Kebijakan Merdeka Belajar misalnya pada Mei  tahun 2023 Sumedang mencatatkan diri sebagai kabupaten dengan jumlah guru penggerak, sekolah penggerak, dan pengajar praktik terbanyak di Jawa Barat. “Pada periode yang sama juga Sumedang masuk ke dalam 10 besar daerah di Jawa Barat yang memiliki kinerja mengagumkan dalam mendorong aktivasi akun pembelajaran, pemanfaatan PMM oleh guru, pendayagunaan rapor pendidikan dan perencanaan berbasis data,” tuturnya

“Sumedang juga kaya inovasi pendidikan. Inovasi yang paling mutakhir adalah pengembangan Aplikasi e-Pelita Mobile (Perlindungan Anak dari Bullying). Inovasi ini dikembangkan untuk menjawab kebutuhan mendesak akan terciptanya lingkungan sekolah yang aman dan inklusif,” tambah Sri.

Sri menjelaskan E-Pelita Mobile terdiri atas tiga fitur utama yaitu e-Pelita Care, presensi online dan panic button. E-Pelita Care menjadi kanal pengaduan peristiwa bullying. Fitur presensi online memungkinkan guru mencatat kehadiran siswa secara digital, yang terkoneksi dengan WhatsApp orang tua. Fitur panic button digunakan pada kondisi tertentu (darurat). “Melalui e-Pelita Mobile, korban (siswa) dapat melaporkan insiden bullying dan tindak kekerasan lainnya tanpa takut akan intimidasi atau ancaman, sementara guru dan orang tua dapat memantau dan menindaklanjuti laporan tersebut dengan lebih cepat” Ujarnya

“ Fitur-fitur ini diharapkan dapat memberikan perlindungan yang lebih efektif terhadap anak-anak dari berbagai bentuk intimidasi dan kekerasan di sekolah,” pungkas Sri. (SG.W-002/toni jayalaksana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *