Swara Gapura
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/ Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas turunnya prevalensi stunting sebesar 5,8 persen. Hal itu berdampak pada turun prevalensi nasional dari 21,5 persen menjadi 19,8 persen
“ Prevalensi Stunting di Jawa Barat otomatis akan berpengaruh pada prevalensi stunting se- Indonesia. Dan semoga menjadi inspirasi provinsi lainya’ ungkap Wihaji usai menghadiri peluncuran gerakan Sehat dan atasi Stunting (Sehati) di Pangalengan Kabupaten Bandung. Selasa (17/6)
“ Kalau mau menyelesaikan stunting maka urusi Jawa Barat karena Jawa Barat jumlah penduduknya paling banyak di Indonesia” tandas Wihaji
Wihaji menjelaskan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah (RPJMN) 2024-2029 telah mematok target prevalensi stunting nasional yaitu 14 persen pada tahun 2029. Adapun capaian sebesar 19,8 persen masih dibawah target nasional yaitu 18 persen. Karena itu Wihaji mengapresiasi keberhasilan Jawa Barat menurunkan prevalensi stunting dari 21,7 persen menjadi 15,9 persen
“ Penurunan ini sangat berdampak kepada penurunan prevalensi stunting secara nasional” ujarnya
Lebih jauh Wihaji menjelaskan tujuan datang ke Kabupaten Bandung selain untuk meninjau situasi terkini di Jawa Barat juga menghadiri peluncuran Sehati untuk mendukung Genting kolaborasi Kemendukbangga dan PTPN I. Menurutnya melalui gerakan ini PTPN menjadi orang tua asuh bagi 200 keluarga berisiko stunting (KRS) di sekitar perkebunan
“ KRS yang akan dibantu adalah Ibu Hamil, ibu menyusui, dan baduta atau KRS dalam periode 1000 hari pertama kehidupan” ujarnya
Sementara itu dalam sesi dialog dengan warga, Wihaji menjelaskan Stunting merupakan situasi kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan dan berat badan. Kondisi ini akibat kurangnya asupan gizi, air bersih, sanitasi buruk, pola asuh dan pernikahan pada usia muda
“ Yang harus benar benar diperhatikan adalah hindari pernikahan dini karena hal itu sangat rentan akan lahirnya anak stunting” ujarnya
Ia menambahkan terkait dengan gerakan Sehati yang diprakarsai PTPN 1, Wihaji berharap agar paket bantuan makanana bergizi didistibusikan dan dikomsumsi dengan benar dan tepat sasaran. Dengan demikian angka prevalensi stunting turun sesuai target yang telah ditentukan
“ Bila dapat bantuan makanan begizi makanaln sesuai dengan peruntukan misalnya dapat makanan untuk anak harus dimakan oleh anak atau dapat makanan untuk ibu hamil harus di makan oleh ibu hamil jangan sampai di makan oleh bapaknya atau anaknya” pungkas Wihaji