Swaragapura
Sumber daya manusia (SDM) merupakan unsur pentiing dalam sebuah Negara, untuk itu SDM harus berkualitas, cerdas, kuat dan sehat.Potensi SDM dapat dimanfaatkan sebagai usaha untuk meraih cita cita suatu bangsa
“ SDM unggul harus terbebas dari stunting, dan srunting tidak lepas dari keluarga maka keluarga menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam pencegahan stunting” terang anggota komisi IX DPR RI Hj Netty Prasetiyani saat kampanye KIE program percepatan penurunan stunting di Wilayah khusus yang dllaksanakan di Gedung Futsal Bulbin Cirengit Bojongkunci Pameungpeuk Kabupaten Bandung, Minggu (29/10)
Pencegahan stunting dilakukan dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) adalah dengan melakukan pendampingan balita. Menurut Hj Netty dengan melakukan dipencegahan 1000 HPK balita akan terbebas dari stunting sehingga tidak akan menjadi beban begara
“ Semua pihak harus memberikan perhatian serius terhadap permasalahan stunting. Dan peran dan fungsi utama keluarga menjadi sasaran utama promosi KIE percepatan penurunan stunting” ujar Netty
“ Pencegahan stunting masalah pemerintah tapi lebih penting dilakukan masyarakat khususnya keluarga secara bersama sama untuk mencegah tingginya angka stunting” tambahnya
Pada kesempatan yang sama Netty juga menyoroti jika permasalahan stunting ini tidak ditangani dengan baik dan serius maka akan terjadi beban Negara kedepan. Untuk itu peran dan fungsi keluarga sangat penting sekali dalam hal pencegahan stunting
“ Untuk melakukan pencegahan stunting sebaiknya dan tentunya harus dimulai dari dalam keluarga sehingga akan terwjud keluarga berkualitas “ ujarnya
Netty menambahkan ,untuk membangun keluarga berkualitas ada 4 syarat yang harus dilakukan pertama niat dan tujuan berkeluarga harus jelas, 2 Persiapan dan perencanaan yang baik (laki laki 25 tahun dan prempuan 21 tahun), 3. Membangun keluarga berdasarkan agama, dan 4 membangun pola pengasuhan yang benar dan tepat
“ Jika keempat unsur atau syarat tersebut terpenuhi makan akan terwujud keluarga berkualitas dan tangguh serta terbabas dari resiko stunting” ujarnya
Sementara itu Ketua tim kerja Penguatan Pembinaan balita dan Anak BKKBN Provinsi Jawa barat Elma Triylianti mengaku bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang belum paham dan mengerti mengenai resiko stunting
“ Masyarakat perlu diingatkan pentingnya pencegahan stunting. Untuk itu harus dijelaskan mulai dari definisi stunting sampai dampak yang ditimbulkannya agar masyarakat paham dan mengerti” terangnya
“ Semuanya harus dimulai dari pranikah dan masa kehamilan hingga peran dan fungsi utama keluarga menjadi sasaran utama kampanye KIE percepatanan penurunan stunting” tambah Elma
Di tempat yang sama yang mewakili Kepala Dinas P2KBp3A Kabupaten Bandung Yogaswara mengatakan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Bandung masih dikisaran 25 persen artinya dari setiap 25 bayi beresiko stunting dari 100 bayi yang lair
“ Prevalensi stunting di Kabupaten masih di atas prevalensi nasional yaitu 21 persen sehingga masih banyak pekerjaan untuk menurunan dan pencegahan stunting” pungkas Yogaswara