Perlu Peran Masyarakat Untuk Bisa Membantu Pencegahan Dan Penurunan Stunting

Swara Gapura

Hj. Nurhayati Anggota DPR RI Fraksi PPP mengadakan kunjungan ke Kota Tasikmalaya dalam rangka promosi dan KIE percepatan penurunan Stunting di wilayah khusus, bertempat depan kantor Kelurahan Setiajaya Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya, Rabu (29/05/2024).

Hadir dalam acara tersebut Hj. Nurhayati anggota DPR RI Fraksi PPP, Marina Ayu dari BKKBN, dr. Uus Supangat Kepala Dinas Kesehatan, Hj, Yeni Nurjamaniah Plt Kepala DP3KBP2A, Danlanud Wiriadinata, Kapolsek Cibeureum, Bhabinkamtibmas Setiajaya, Danramil Cibeureum, Babinsa Setiajaya, Camat Cibeureum, Lurah Setiajaya dan jajaran, Kader PKK dan Posyandu, Tokoh masyarakat dan warga masyarakat Kelurahan Setiajaya.

Pada kunjungannya Hj. Nurhayati ke kelurahan Setiajaya Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya (Wilayah khusus), dikarenakan stunting ada kenaikan signifikan di Kota Tasikmalaya yaitu 4,7%, jadi sedang tidak baik-baik saja menurut lembaga survey SSGI, sedangkan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan di bawah 14% yaitu 11,6%, kalau dari SSGI sekitar 27,1% di Tasikmalaya.

Kenapa bisa berubah dari SSGI dengan Dinas Kesehatan, sedangkan dari bidan saja datanya sudah berbeda, ini adalah salah satu yang harus elaborasi agar kita bisa mendapatkan data yang akurat, karena salah satu pencegahan stunting adalah mempunyai data yang valid, dan data yang pasti, bukan data yang berbeda-beda tadi, sehingga pemerintah mungkin agak bingung cara menanganinya.

“Semoga pertemuan ini membawa manfaat bagi kita semua terutama untuk masyarakat kota Tasikmalaya dalam mencegah stunting, karena stunting sendiri adalah tumbuh tidak berkembang sesuai umur, karena kekurangan gizi kronis, artinya dalam jangka waktu yang lama sehingga menurunkan imunitas tubuhnya, dia sering sakit, terjadi infeksi berulang, sehingga menandakan panjangnya, beratnya tidak sesuai dengan umurnya, juga perkembangan otaknya maupun opini syarafnya”, papar Nurhayati.

Stunting dimulai hari pertama kehidupan, dari mulai janinnya jadi sampai dengan berumur 2 tahun (1.000 hari pertama kehidupan). Stunting bisa terjadi karena di Indonesia ini banyak daerah-daerah terpencil, daerah-daerah tertinggal, sehingga sanitasi dan air bersihnya kurang, juga kehidupan ekonominya pun kurang.

Data di Indonesia dari Pemerintah pusat sekarang ini 21,5% padahal target pemerintah di tahun 2023 adalah 17%, tahun 2024 target 14%, nah sekarang di 21,3%, kalau turun di angka 19%. Jadi tidak akan banyak sekali, karena dari tahun 2022-2023 pun turun hanya 0,1%, sedangkan yang diharapkan 4%.

“Hal ini juga bukan hanya dilihat dari gizi yang buruk, tetapi juga fasiitas dan tenaga kesehatan yang terbatas dan tidak memadai, tapi saya harap kenaikan angka stunting di Tasikmalaya bukan karena pasilitas kesehatan dan tenaga kesehatannya, cuma yang saya lihat hanya pasilitas kesehatannya yang perlu diperbaiki, karena anggaran kesehatan dari APBD sebesar 15%”, ungkap Nurhayati.

“Dengan hal tersebut perlu peran masyarakat untuk bisa membantu pencegahan dan penurunan stunting melalui edukasi, setidaknya yang punya ilmu bisa membagikan ilmunya, yang punya materi bisa membantu materinya, kalau peran masyarakat itu baik maka penanganan stunting akan lebih cepat”, pungkasnya.

dr. Uus Supangat Kepala Dinas Kesehatan ketika disambangi Swaragapura terkait adanya kenaikan di Kota Tasikmalaya dari lembaga survey, beliau mengatakan :
“Memang ada selisih perhitungan prosentase antara yang dikeluarkan SKI dan BPGS tapi yang penting ini substansinya dari kedua perhitungan itu ada kenaikan, hal inilah yang harus kita tindak lanjuti upaya- upaya kedapan, bisa kita baca bahwa stunting ini yang muncul, itu yang harus pahami bersama, namun walaupun demikian data ke depan akan menjadi koreksi untuk terus kita perbaiki”, paparnya.

“Disamping adanya perbedaan metodologi, saya kira yang namanya hal biasa ada perbedaan data, tapi yang terpenting sekarang adalah interpensi di lapangan dan ada kerjasama masyarakat supaya tidak ada yang terlewat dalam penanggulangan stunting ini, yang penting kita bisa yakinkan bahwa ibu hamil baik yang beresiko, balita yang beresiko stunting itu kita pastikan untuk mendapatkan interpensi hari ini, seperti yang sudah dilaksanakan dengan Kapolda Jabar, TNI-Polri, DPR RI, BKKBN dan terus kita kampanyekan”, Tambahnya.

dr. Uus Supangat berharap kedepan mudah-mudahan seluruh steakholder kita bisa bekerja bareng, karena Dinas Kesehatan, BKKBN yang ada di Kota Tasikmalaya tidak mungkin bisa bekerja sendiri, makanya hari ini kita berkumpul untuk supaya bisa kerja bareng di dalam penanggulangan masalah menurunkan angka stunting. (SG.W-011)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *