Netty Ajak Warga KBB Bangun Keluarga Berkualitas

Swara Gapura

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan mengajak warga Kabupaten Bandung Barat (KBB) membangun keluarga berkualitas untuk mencegah stunting yaitu dengan cara  visi yang benar (menikah untuk ibadah), punya perencanaan dalam berkeluarga, ketahanan keluarga (ekonomi dan spiritual) ketahanan sosial  dan pengasuhan yang benar. Ajakan tersebut diungkapkan Netty saat menjadi nara sumber pada kegiatan Promosi KIE Program Percepatan Penurunan Stunting Wilayah Khusus di Kelurahan Tanimulya Kecamatan Ngamprah KBB.  Jum’at (21/6/2024).

Netty menuturkan usia ideal pernikahan untuk laki laki sekurang kurangnya berusia 25 tahun sedangkan untuk Perempuan sekurang kurangnya berusia 21 tahun  karena pada usia tersebut sudah memiliki kesiapan fisik dan mental yang baik serta dapat berpikir dewasa dan matang. “Di Usia tersebut baik perempuan maupun laki laki sudah mampu berpikir secara dewasa dan matang dan juga secara secara fisik dan mental matang tapi juga financial,” ucapnya.

“Membangun keluarga berkualitas harus di mulai dari visi dan perencanaan yang benar, memiliki ketahanan keluarga dan bersosial dan pola pengasuhan yang benar dan tepat,“ tambah Netty.

Sementara itu ditempat yang sama Sekertaris BKKBN Provinsi Jawa Barat Kukuh Dwi Setiawan  juga mengajak warga KBB  untuk berperan aktif memanfaatkan fasilitas layanan public dalam upaya pencegahan stunting seperti melakukan pemeriksaan di pos pelayanan terpadu (Posyandu). “Di KBB kehadiran Ibu hamil, baduta dan balita ke Posyandu untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya masih rendah yaitu hanya 59 persen,” ujarnya.

“Dan berharap pada bulan Juni ini bisa hadir di Posyandu, Ini penting agar data prevalensi stunting bisa diketahui dengan akurat,” tambah Kukuh.

Posyandu lanjut Kukuh, merupakan layanan pertama dalam  upaya pencegahan penurunan stunting yang dapat diakses masyarakat dan bilamana di Posyandu ada masalah yang sulit ditangani,  bisa langsung datang ke Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dengan dibantu oleh tim pendamping keluarga  (TPK). “Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama Puskesmas sudah dillengkapi dengan ahli gizi, Bidan dan dokter” ujarnya

“Pemeritah sudah banyak meyediakan fasilitas khususnya kesehatan, maka masyarakat harus beperan aktif untuk mengakses layanan Posyandu maupun Puskesmas,” tambah Kukuh.

Ia menambahkan  penyedian air bersih dan sanitasi yang sehat sangat penting dalam upaya pencegahan stunting karena air merupakan sebagai sumber utama untuk mengolah berbagai jenis makanan. Menurut Kukuh jika air tidak bersih dan sehat maka akan menjadi sumber terjadinya anak stunting. “Di KBB diharapkan tidak ada lagi buang air besar di lahan kosong atau di sungai tetapi  di jamban sehat. Air bersih dan sanitasi merupakan salah satu prasyarat anak terbebas dari stunting,” pungkas Kukuh.  (SG.W-002/toni jayalaksana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *