Komisi IX DPR RI Ajak Bangun Keluarga Berkualitas

Swaragapura

Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Repubik Indonesia (DPR RI) Netty Prasetiyani mengajak masyarakat menjadikan keluarga berkualitas sebagai isu utama program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana).

Hal itu diungkapkan Netty  saat menjadi narasumber Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Gedung Kemuning Gading, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.  Sabtu ( 9 /11)

Kelurga lanjut Netty, merupakan institusi terkecil yang sangat menentukan kemajuan bangsa. Ada empat syarat membangun keluarga berkualitas  meliputi Visi (tujuan berkelurga jelas), Perencanaan (berkeluarga diawali persiapan dan perencanaan yang baik seperti laki laki umur 25 tahun dan perempuan 21 tahun), ketahanan (nilai agama pondasi berkeluarga) dan pola asuh ( pengasuhan anak yang baik dan benar)

“ Terbentuknya keluarga berkualitas sangat penting untuk mendukung kualitas generasi muda dan bangsa di masa depan yang lebih baik dan maju” ujarnya

Pada saat yang sama Netty juga mengingatkan  bahwa pengasuhan kepada anak bukan hanya menjadi tanggung jawab seorang ibu.namun juga seorang ayah memiliki kewajiban yang sama. contoh, stunting tidak lepas dari peran ibu dan juga peran bapak.

“Stunting sebagai kondisi gagal tumbuh kembang pada anak disebabkan kekurangan gizi kronis dan infeksi penyakit berulang yang berkaitan erat dengan tanggung jawab ayah dan ibu dalam keluarga” ujarnya

Senada dengan Netty, Sekretaris Perwakilan BKKBn Provinsi Jawa Barat Kukuh Dwi Setiawan menyampaikan, program Bangga Kencana tidak melulu soal keluarga berencana (KB) dan alat kontrasepsi. Menurutnya KB hanya alat, bukan tujuan. Tujuan utamanya adalah membentuk keluarga berkualitas.

“ Dalam upaya  membangun Keluarga berkualitan pemahaman delapan fungsi keluarga harus bisa dikembangkan dalam perspektif lokal” terangnya

Di sisi lain, Kukuh mengingatkan bahwa program percepatan penurunan stunting tidak hanya melalui progran bagi-bagi makanan. Jauh lebih penting adalah perubahan perilaku masyarakat, seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan seluruh anggota keluarga.

“Keluarga harus sadar pentingnya pencegahan stunting. Perhatikan konsumsi makanan, pengasuhan anak yang tepat, air bersih, dan sanitasi lingkungan,” ungkapnya.

Sementara itu, Widyaiswara Ahli Madya BKKBN Afif Miftahul Majid mengingatkan agar kader KB, pos pelayanan terpadu (Posyandu), tim pendamping keluarga (TPK) harus siap untuk terus mendampingi keluarga, ibu hamil, dan catin agar menjadi keluarga berkualitas.

“Calon pengantin harus disiapkan kesehatannya selama tiga bulan sebelum menikah. Calon pria stop rokok dulu agar spermanya sehat. BKKBN juga punya BKB, BKR, Genre, BKL, dan UPPKA,” jelasnya.

“ Dan untuk Program Bangga Kencana antara lain penyiapan kehidupan berkeluarga” tambah  Afif

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Anas S Rasmana menjelaskan, pihaknya kini tengah menyiapkan talas Bogor sebagai program konvergensi untuk mencegah stunting. Program ini telah dilakukan sejak 2017 lalu.

“Selain Taleus Bogor, Kota Bogor juga melakukan berbagai program lain untuk menekan angka stunting, seperti program penyuluhan Ibu Anak Tangguh Kota Bogor (Batagor), pemberian bantuan telur dari ASN (Pemkot Penting-Lur), minilokakarya, audit kasus stunting, dan Bapak Asuh Atasi Stunting,” pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *