Swaragapura
Ratusan warga Kelurahan Bantarasari antusias menghadiri promisi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di wilayah khusus yang diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi Jawa Barat. Kegiatan yang dilaksanakan di GOR Kelurahan Bantarsari Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya tersebut dihadiri anggota Komisi IX DPR RI Hj Nurhayati Effendy. Jum,at (5/7)
Hadir pula Plt Kadis PPKBP3A Kota Tasikmalaya, Kepala UPT Balai Diklat Kabupaten Garut, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Unsur Muspika Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya
Menurut Hj Nurhayati dengan pola intervensi spesifik dan dan sensitive masalah stunting akan selesai namun demikian semua unsur terkait baik itu pemerintah, kalangan usuha dan semua elemen masyarakat harus bisa bekerja sama atau berkolaborasi untuk menyelesaikannya
“ Mari kita bahu membahu terus menekan prevalensi stunting dengan cara menerapkan intervensi speksifik dan sensitive ” ujarnya
Menerapkan Intervensi speksifik adalah selalu memperhatikan aspek aspek asupan makanan bersih dan sehat, pemberian air susu ibu (ASI) pada bayi sampai dengan usia enam bulan, pemberian makanan bergizi pada ibu menyusui dan perhatian atau pola asuh yang baik dan benar pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK)
“ Bila anak stunting banyak maka salah satunya bisa di lihat dari pola makan terutama ibu ibu dan untuk anak remaja kurangi makanan yang banyak mengandung garam, gula dan lemak karena bisa mengakibatkan banyak penyakit tidak menular yang mematikan” tambah Hj Nurhayati
Pada kesempatan yang sama Hj Nurhayati juga mengajak kepada seluruh warga untuk membangun keluarga berkualitas. Menurutnya untuk mencapai keluarga berkualitas diawali dengan perencanaan pernikahan dan kelahiran
“ Cukup punya anak dua orang daripada punya banyak anak tapi tidak terurus” ujar Hj Nurhayati
Sementara itu ditempat yang sana Camat Bungursari Sodik Sonandi menegaskan meski angka stunting di Kota Tasikmalaya tinggi sekitar 27 persen tapi untuk wilayah se- Kecamatan Bungursari angka stunting cukup rendah yaitu sekitar 11, 30 persen
“ Tahun 2022 angka anak astunting di wailayah Kecamatan Bungursari ada diangka 24 persen dan allhamdullah di tahun 2024 anak stunting di angka 11,30 persen” ujarnya
Untuk penanganan stunting lanjut Sadik diperlukan kerjasama atau kolaborasi baik dari pemerintah, kalangan pengusaha dan semua elemen masyarakat. Menurutnya bilamana stunting dibiarkan oleh pemerintah pusat, provinsi dan daerah maka akan berdampak negative terhadap bonus demografi tahun 2045
“ Bilamana stunting tidak diperhatikan atau dibiarkan maka bonus demografi tahun 2045 yang dimpikan akan hancur maka mari kita bahu membahu menekan angka stunting” tegas Sodik
Dalam penanganan stunting Sodik mengaku mempunyai program Kareta atau kampung remaja tangguh. Menurutnya bilamana Kareta mendapat support atau dukungan dari pemerintah dan partisipasi dari berbagai elemen masyarakat maka program Kareta bisa berjalan lancar dan sukses
“ Kalau kareta bisa jalan dengan baik maka masalah stunting di Kecamatan Bungursari akan selesai artinya Bungursari zero stunting” pungkas Sodik