Swara Gapura
Dalam upaya memperkuat ketahanan kesehatan aparatur negara, Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) meluncurkan program nasional bertajuk “Sejuta Vaksin untuk ASN”. Program ini dipimpin oleh dr. Hariyadi Wibowo, SH, MARS, selaku Kepala Departemen Perlindungan Kesehatan ASN Dewan Pengurus KORPRI Nasional (DPKN) sekaligus Koordinator Program.
Gerakan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan HUT KORPRI ke-54 Tahun 2025, yang menekankan pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN).
Vaksinasi sebagai Investasi Kesehatan Bangsa
Menurut dr. Hariyadi, vaksinasi bukan hanya tindakan medis, melainkan investasi kesehatan jangka panjang bagi bangsa. “Gerakan Sejuta Vaksin adalah bukti nyata gotong royong Indonesia dalam menjaga ASN tetap sehat dan produktif,” ujarnya dalam paparannya.
Salah satu fokus utama dari program ini adalah vaksinasi HPV (Human Papilloma Virus) untuk mencegah kanker serviks, yang masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada wanita di Indonesia.
Kanker Serviks: Ancaman Nyata bagi Kesehatan Perempuan
Berdasarkan data epidemiologi, kanker serviks merupakan penyebab kanker tertinggi kedua pada wanita di dunia, dengan sekitar 660.000 kasus baru dan 350.000 kematian setiap tahun. Indonesia menempati posisi ketiga tertinggi di dunia setelah India dan China, dengan 36.000 kasus baru dan 21.000 kematian pada 2024–2025.
Hariyadi menegaskan bahwa pencegahan melalui vaksinasi HPV dan skrining dini merupakan langkah paling efektif. “Kanker serviks dapat dicegah secara spesifik melalui vaksinasi. Skrining rutin seperti Pap smear, IVA test, dan HPV DNA test dapat menurunkan hingga 80% risiko kematian akibat kanker serviks,” jelasnya.
Langkah Pencegahan dan Persiapan Vaksinasi
Program ini juga menekankan pentingnya gaya hidup sehat dan deteksi dini, di antaranya : Menjaga nutrisi dan kebugaran tubuh, Tidak merokok dan menghindari perilaku berisiko, Menjaga kebersihan area genital dan Melakukan vaksinasi HPV dan pemeriksaan rutin
Sebelum vaksinasi, peserta dianjurkan dalam kondisi sehat, cukup istirahat, dan mencatat riwayat alergi jika ada. Setelah vaksinasi, observasi selama 30 menit dianjurkan untuk memantau efek samping ringan.
Vaksin Aman, Efektif, dan Terbukti Menyelamatkan Nyawa
Dalam paparannya, dr. Hariyadi menegaskan bahwa vaksin HPV aman diberikan tanpa harus melalui skrining terlebih dahulu, meski skrining tetap penting dilakukan secara berkala.
Ia juga menekankan lima aspek utama kualitas vaksin, yaitu efikasi, efektivitas, keamanan, potensi, dan manajemen rantai dingin vaksin.
“Setiap 12 detik, satu nyawa diselamatkan melalui vaksinasi,” tegasnya, menyoroti pentingnya cakupan vaksinasi yang luas untuk membentuk kekebalan komunitas (herd immunity).
Manfaat dan Pesan Akhir
Vaksinasi terbukti : Melindungi individu dari penyakit menular, Meningkatkan imunitas komunitas, Menurunkan angka kesakitan dan kematian danMenghemat biaya pengobatan jangka panjang Hariyadi menutup paparannya dengan pesan kuat, “Kanker serviks adalah silent killer, namun dapat dicegah dan disembuhkan bila terdeteksi sejak dini. Mari jadikan vaksinasi sebagai gerakan nasional demi ASN yang sehat, tangguh, dan berdaya saing.”
Program Sejuta Vaksin untuk ASN diharapkan menjadi tonggak penting dalam membangun budaya hidup sehat di lingkungan birokrasi, sekaligus mendukung visi KORPRI untuk mewujudkan ASN yang profesional, netral, dan berintegritas. (SG.W-007)
