Cegah Stunting, Optimalkan 1000 HPK

Swaragapura.co.id

Mempersiapkan generasi emas 2045 bukan hal yang mudah pasalnya stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045

Menurut Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga Balita dan Anak BKKBN Jawa Barat Elma Triyulianti stunting memiliki dampak jangka pendek yaitu berupa terganggunya perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolism tubuh

“ Selain jangka pendek, stunting juga jangka panjang  yaitu menurunya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunya kekebalan tubuh sehingga mudah terserang penyakit seperti , meningkatnya resiko penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas dihari tua ” terang Elma saat menjadi nara sumber Promosi dan KIE Program percepatan penurunan stunting di Desa Gunung sari Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya. Jum’at (11/8)

Salah satu upaya mencegah stunting adalah dengan  mengoptimalkan periode emah 1000 hari pertama kehidupan (HPK) karena periode ini anak mengalami pertumbuhan otak dengan pesat, pembentuan organ vital, pematangan sistem pencernaan, perkembangan kognitif serta sistem imun tubuh

“Pemenuhan gizi 1000 HPK membuat kemampuan anak tumbuh berkembang menjadi lebih baik “ kata Elma

“ Sedangkan pada tahap kehamilan, bayi tergantung pada ibu untuk suplai nutrisi yang dibutuhkan

Elma menambahkan tahap 0-12 bulan terjadi pertumbunan fisik yang pesat. Menurutnya pertumbuhan tersebut diawali dengan perkembangan kemampuan berfikir, berkomunikasi, masa belajar untuk berteman.

“Sementara itu pada tahap 13-24 bulan anak banyak bergerak dan selalu ingin tahu. Hal ini menunjukan perkembangan yang pesat pada kemampuan fisik dan bepikir” ujarnnya

Ia juga menekankan dalam pemberian makanan harus memperhatikan jenis , bentuk dan porsi makanan serta frekuensi makan. Dan ada lima kelompok makanan untuk memenuhi makanan sehat yaitu biji bijian, buah buahan, sayuran, dagaing dan susu.

“Stimulasi juga harus dilakukan sejak dini dan berulang ulang supaya pembentukan sinaps atau hubungan antar sel saraf otak semakin kuat” pungkas Elma (SG.W-002)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *