Swara Gapura
Stunting merupakan ancaman bagi Indonesia pasalnya anak stunting tidak hanya berdampak terganggunya pertumbuhan fisik, akan tetapi juga berpotensi mengganggu pertumbuhan otak.
Hal tersebut diungkapkam anggota komisi IX DPR RI Nurhayati Effendi saat menjadi narasumber Promosi dan komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Program percepatan penurunan stunting di Desa Gunung sari Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya. Jum’at (11/8/2024).
Stunting lanjut Nurhayati, sangat mempengaruhi masa depan anak. Dalam skala lebih luas, ini akan mempengaruhi masa depan bangsa oleh karena itu semua elemen masyarakat harus berperan aktif dalam mnewujudkan Indonesia bebas stunting. “Penanganan stunting harus dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan semua unsur masyarakat dan pemangku kebijakan, tidak hanya tanggung jawab BKKBN saja,” tegas Nurhayati.
Ia juga mengingatkan bahwa stunting beresiko terjadinya lost generation, yaitu sebuah gambaran potensi anak anak yang hilang akibat kondisi gizi buruk sehingga terjadi penurunan kemampuan berpikir cerdas. “kondisi ini sangat berbahaya bagi keberlangsungan sebuah bangsa dan Negara, maka dari itu kita harus bersama sama memerangi stunting,” ujar Nurhayati.
Di tempat yang sama ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga Balita dan Anak BKKBN Jawa Barat Elma Triyulianti mengatakan stunting memiliki dampak jangka pendek (terganggunya perkembangan otak) dan jangka panjang (seperti menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar) Menurutnya hal itu akan mengganggu keberlangsungan generasi “Pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan akan membuat kemampuan anak untuk bertumbuh kembang menjadi lebih baik,” terangnya.
“Dan yang tak kalah pentingnya lagi seorang ibu harus memperhatikan jenis ,bentuk dan porsi makanan serta frekuensi makanan yang akan diberikan” pungkas Elama. (SG.W-.002/toni jayalaksana)