Peringati Hari Kependudukan Dunia , BKKBN Jawa Barat Gelar Seminar Kependudukan

Swaragapura

Dalam rangka memperingati Hari Kependudukan Dunia, BKKBN Jawa Barat (Jabar) menggelar  seminar Proyeksi Kependudukan Jawa Barat. Kegiatan yang bertemakan “ Tantangan dan Peluang Menghadapi Indonesia Emas 2045 digelar secara hybrid dari Kantor BKKBN Jabar di buka Kepala  BKKBN Propinsi Jabar Fazar Supriadi Sentosa Kamis (11/7)

Kegiatan tersebut merupakan hasil kerjasama dengan Perkumpulan Studi Aksi Kependudukan (PSAK-SA). Turut hadir langsung Ketua PSAK-SA, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat, tamu kehormatan Duta Besar Nadjib Riphat Kesoema, Juang Kencana dan undangan dari berbagai universitas

Menurut Fazar, jumlah penduduk Jabar tahun 2024 mencapai 50.345.189 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 0,97 persen . Dimana rasio ketergantungan semakin meningkat dan mencapai 47,02 di tahun 2035. Sehingga dengan demikian diperkirakan Jawa Barat masih menikmati Bonus Demografi hingga 2043

“ Di saat yang sama, pada tahun 2024 Jawa Barat memasuki era ageing population (penduduk usia >60 tahun= 10.83%), Proyeksi proporsi penduduk umur 60 tahun ke atas menjadi 16,51 persen (8.988.380 penduduk) pada tahun 2035” ujjarnya

“ Dan Umur Harapan Hidup (UHH) terus meningkat dan mencapai 76,41 tahun pada 2035, dimana sebelumnya sebesar 74 tahun pada 2020” tambah Fazar

Dengan situasi dan kondisi kependudukan tersebut, Jawa Barat memiliki tantangan dan peluang dalam menghadapi Indonesia Emas 2045. Salah satunya yaitu tantangan kualitas penduduk.  Menurut Fazar penduduk usia 15- 64 tahun  kualitasnya masih banyak  belum memadai untuk memicu pertumbuhan ekonomi

“ Pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh  lebih cepat  apabila ditunjang dengan  banyaknya penduduk di usia produktif” ujarnya

Namun demikian lanjut Fazar,   terdapat beberapa prasyarat yang harus dipenuhi agar pekerja produktif dapat masuk ke dalam dunia kerja. Pertama, investasi terhadap sumber daya manusia sejak dini. Kedua, sumber daya manusia yang berdaya saing dan Ketiga, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

“ Semua persyaratan harus dipenuhi bila ingin membentuk pekerjaan produktif. Hal itu akan menentukan laju pertumbuhan ekonomi” pungkasnya

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *