Swaragapura
Dinas P3AKB Provinsi Jawa Barat menggelar kampanya Stop Perkawinan Anak di Jawa Barat (Stopan Jabar) secara Daring. Kegiatan yang dibuka Kepala DP3AKB Provinsi Jawa Barat Siska Gerfianti tersebut diikuti 1000 peserta dari unsur penyuluh agama, penghulu dan mitra kerja lini lapangan DP3AKB se- Jawa Barat. Jum’at (15/11)
Menurut Siska, beberapa tahun terakhir angka perkawinan di Jabar menurun misalnya angka perkawinan di tahun 2022 sebanyak 5.523 kasus turun mejadi 4.599 kasus di tahun 2023. namun demikian jumlahnya masih tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia
“ Merujuk data Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat jumlah dispensasi perkawinan anak mencapai 5.559 register” ujarnya
“ Jumlah dispensasi perkawinan anak yang dicatat merupakan angka permukaan. Dan masih banyak kasus perkawinan anak yang tidak dilaporkan sehingga tidak tercatat” tambah Siska
Perkawinan anak lanjut Siskam merupakan permasalahan serius karena akan menjadi pintu masuk berbagai permasalahan misalnya terkait organ reproduksi yang bisa memicu kematian ibu dan bayi dan stunting. Menurutnya perkawinan anak mimiliki mudharatnya lebih banyak daripada manfaatnya
“ Perkawinan usia anak berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat, untuk itu Pemerintah Provinsi Jabar terus mengampanyekan pencegahan perkawinan anak melalui program Stopan Jabar yang melibatkan semua stakeholder “ terang Siska
Sementara itu Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga DP3AKB Jabar Iin Indasari mengatakan pelaksanaan kampanye Stopan Jabar melalui platform Zoom Meeting dan live streaming bertujuan untuk meningkatkan peran serta dan, kapasitas peserta serta strategis komunikasi Stopan Jabar
“ Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Kementerian Agama dan organisasi profesi. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para peserta” pungkasnya